Pemanfaatan Buah Sukun sebagai Bahan Baku kue Bolu dalam Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi di Desa Timbuseng

Authors

  • Abul aswad STIEM Bongaya
  • Edy Jumady STIEM Bongaya
  • Ryan Herdiansyah STIEM Bongaya
  • Hasbullah STIEM Bongaya
  • Sandrawati STIEM Bongaya

Abstract

Desa Timbuseng, Kecamatan Pattalasang, Kabupaten Gowa merupakan desa penghasil Buah sukun terbesar di kecamatan Pattalassang. Buah sukun memiliki komposisi gizi yang tinggi. Jenis nutrisi yang ada dalam buah sukun antara lain karbohidrat kompleks, protein, serat, air, mineral, dan vitamin. Buah ini juga dapat menjadi makanan diet karena buah sukun memiliki kandungan mineral dan vitamin yang lebih tinggi tetapi memiliki kalori yang lebih rendah dibanding sumber karbohidrat lainnya seperti beras dan kentang. Buah sukun juga bisa bernilai ekonomis melalui pengolahan menjadi bolu sukun hal ini terbukti dengan banyaknya ditemui wirausaha yang memanfaatkan pengolahan ini. Tapi sayangnya buah sukun ini belum dikelola dengan baik di desa Timbuseng, dilihat dengan banyaknya masyarakat dan pedagang buah yang hanya digoreng, dijadikan kripik hingga di jadikan tepung. Kondisi ini menjadi alasan dilakukannya penambahan nilai ekonomis pada buah sukun. Upaya yang dilakukan untuk maksud tersebut, yaitu dengan cara menambah daya guna buah sukun melalui pengolahan buah menjadi kue bolu sukun yang diharapkan dapat menjadi usaha ekonomi produktif bagi masyarakat di desa Timbuseng. Metode yang dilakukan pada pengabdian masyarakat ini diawali dengan sosialisasi, persiapan kegiatan, dan pelatihan. Hasil dari kegiatan ini adalah produk olahan “Bolu Sukun”  desa Timbuseng. Hasil kegiatan Pengabdian Masyarakat ini secara garis besar mencakup beberapa komponen sebagai berikut: 1)Keberhasilan memenuhi target jumlah peserta pelatihan, 2) Ketercapaian tujuan pelatihan, 3) Kemampuan peserta dalam penguasaan materi.

References

Adinugraha H. A dan N.K Kartikawati. (2012). Variasi Morfologi dan Kandungan Gizi Buah

Astuti, TYi, I.M Ekawati, Purwijantiningsih dan S. Pranata. (2014). Substitusi Tepun Sukun dalam Pembuatan Non Flaky Crakers Bayam Hijau. Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Vol. 8(1): 28 – 32.

Djafar, T. F. Dan Rahayu, S. (2005). Pemanfaatan Sukun Sebagai Bahan Pangan Alternatif. Jurnal Agros. Vol. 6 (2): 133 – 141

Nurbaeti & Khalik, Amri.(2019). Pkm pemanfaatan teras rumah warga sebagai “ balla caradde” di dusun biring bonto desa pallantikang kabupaten gowa 1. 2019, 451–457.

Pratiwi, D.P, Ahmad S dan Leily A. (2012). Pemanfaatan Tepung Sukun (Artocarpus altilis sp) Pada Pembuatan Aneka Kudapan Sebagai Alternatif Makanan Bergizi Untuk PMT – AS. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol. 7 (3): 175 – 180

Tan, S.S, A. Muharam dan R. Indrasti (2013). Potensi dan Propek Pengembangan Sukun Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Prosiding. Seminar Nasional Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi. Medan.

UUD. (2013). Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Dan Takalar. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Willya,& Nurjanah, S. (2019). Pengaruh Perceived Quality Dan Brand Image TerhadapBrand Trust Produk Kosmetik Wardah Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Jurnal Ilmu Manajemen Http://Jurnal.Um-Palembang.Ac.Id/Ilmu_manajemen, 8(2), 19. https://doi.org/10.32502/jimn

Downloads

Published

2022-11-30