TB Tuntas Bersama: Kolaborasi Warga, Pemerintah, dan Akademisi di Bontoduri, Makassar
Abstract
: Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, termasuk di Kelurahan Bontoduri, Makassar. Tingginya angka putus berobat, rendahnya deteksi dini, dan stigma sosial menjadi tantangan yang memerlukan solusi kolaboratif. Program TB Tuntas Bersama bertujuan meningkatkan penanganan TB melalui kolaborasi antara warga, pemerintah, dan akademisi dengan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan.Program ini dilaksanakan melalui tiga tahap: (1) Persiapan (koordinasi stakeholder dan pemetaan masalah), (2) Intervensi (edukasi masyarakat, pendampingan pasien oleh kader, dan kampanye anti-stigma), serta (3) Evaluasi (pemantauan berkala dan pembentukan forum TB). Inovasi seperti sistem SMS reminder dan TB tracker turut diterapkan.Selama 6 bulan pelaksanaan, program berhasil meningkatkan deteksi dini TB sebesar 25%, menurunkan angka putus berobat dari 15% menjadi 5%, serta mengurangi stigma (80% warga mendukung pasien TB). Keterlibatan kader kesehatan dan dukungan teknologi sederhana terbukti efektif dalam pendampingan pasien. Kolaborasi multisektor berbasis masyarakat merupakan strategi efektif untuk penanganan TB. Keberlanjutan program memerlukan penguatan kebijakan lokal, perluasan inovasi teknologi, dan keterlibatan lebih banyak pihak, termasuk sektor swasta.
References
Kemenkes RI. (2023). Laporan Tahunan Program TB Nasional 2022.
WHO. (2023). Global Tuberculosis Report.
Dinkes Sulsel. (2023). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Firdaus, A. et al. (2023). "Peer Support Intervention for TB Treatment Adherence". Journal of Public Health Research.